Game Biasa (Tanpa Taruhan Uang) Juga Memicu Kebiasaan Judi

Saat kita mendengar kata “judi”, kebanyakan orang membayangkan kasino, taruhan olahraga, atau slot online yang melibatkan uang asli. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perhatian mulai tertuju pada fenomena game biasa atau video game non-judi yang ternyata memiliki elemen mirip perjudian — seperti loot box, gacha, dan sistem hadiah acak.

Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: Apakah game biasa tanpa taruhan uang bisa memicu kebiasaan judi, terutama pada anak-anak dan remaja?


Game Biasa dan Elemen Mirip Judi

Banyak game modern—baik di ponsel, PC, maupun konsol—menyisipkan fitur yang menyerupai mekanisme perjudian, di antaranya:

  • Loot box: Hadiah acak yang dibeli dengan uang sungguhan atau mata uang dalam game.
  • Gacha system: Umumnya digunakan dalam game Jepang atau Korea, mirip dengan mesin keberuntungan.
  • Spin-the-wheel, scratch cards, dan lucky draws sebagai mini-game dalam game utama.

Meski tidak selalu melibatkan uang asli, pengalaman yang diciptakan mirip dengan berjudi: ketidakpastian, dorongan emosional, dan sensasi menang besar secara kebetulan.


Mengapa Ini Bisa Memicu Kebiasaan Judi?

🎯 Pembelajaran Perilaku (Behavior Conditioning)

Game dengan sistem acak melatih otak untuk terus “mencoba peruntungan”. Pemain menjadi terbiasa mengejar hadiah walau tahu peluang menang kecil.

💸 Transisi ke Pengeluaran Nyata

Banyak game memulai dengan hadiah acak gratis, lalu secara bertahap menawarkan opsi pembelian (in-app purchase), memicu perilaku impulsif dan ketergantungan.

🧠 Stimulasi Dopamin Seperti Judi Asli

Studi menunjukkan bahwa aktivitas otak saat membuka loot box mirip dengan saat berjudi, karena sistem acak merangsang pelepasan dopamin.

👶 Target Utama: Anak-Anak dan Remaja

Kelompok usia ini masih dalam tahap perkembangan kognitif dan emosional. Mereka lebih rentan terhadap kebiasaan kompulsif dan sulit membedakan mana game dan mana perjudian.


Penelitian dan Bukti Ilmiah

  • Sebuah studi oleh University of York menemukan bahwa ada korelasi kuat antara penggunaan loot box dengan gejala kecanduan judi di kalangan remaja.
  • Di Australia dan beberapa negara Eropa, loot box dalam game mulai dikategorikan sebagai bentuk perjudian terselubung.
  • Belgia dan Belanda bahkan melarang sistem loot box pada beberapa game populer seperti FIFA dan Overwatch.

Contoh Game Populer dengan Unsur Judi

GameElemen Mirip Judi
FIFA SeriesCard packs (mirip loot box)
Genshin ImpactGacha system
Mobile LegendsLucky spin dan draw event
PUBG MobileCrates dan peti acak berbayar
Clash RoyaleChest system dan pembelian acak

Bagaimana Cara Mencegahnya?

Edukasi untuk Orang Tua dan Anak

Memberikan pemahaman sejak dini bahwa meskipun tidak memakai uang, perilaku mengejar “keberuntungan acak” bisa berdampak jangka panjang.

Kontrol Pengeluaran dalam Game

Aktifkan parental control dan batasi pembelian dalam aplikasi.

Transparansi dari Developer

Beberapa negara mewajibkan pengembang game menyebutkan peluang hadiah (drop rate) untuk mencegah praktik manipulatif.

Literasi Digital dan Emosional

Mengajarkan anak-anak untuk mengenali pola adiktif, rasa frustasi, dan tidak terjebak dalam “kejar hadiah”.


Kesimpulan: Batas Tipis Antara Game dan Judi

Walau tidak menggunakan uang sungguhan, game biasa bisa mengondisikan otak dan perilaku mirip perjudian, terutama jika mengandalkan sistem acak dan hadiah kejutan. Ini menjadi ancaman tersembunyi yang perlu disadari oleh:

  • Orang tua dan pendidik
  • Pemerintah dan regulator
  • Pengembang game yang bertanggung jawab

Jika tidak diawasi, game yang terlihat “main-main” bisa menjadi gerbang awal menuju kecanduan judi di masa depan.

Related Posts